Skip to main content

Pontianak Digital Week 2016: "Smart City, Need Smart People"

Holla J, nah readers baru – baru aja di Kota Khatulistiwa, Pontianak ini diadain acara yang namanya Pontianak Digital Week dengan tema besarnya Smart city need smart people (semoga saya benar itu temanya yaa hihihiii). Secara ya saya tinggal di Pontianak, setiap hari merasakan kehangatan matahari siang yang tak dirindukan...begitu liat ada acara beginian saya jadi kepo banget. Penasaran nih, ada acara yang bawa – bawa “City” wah planology banget, ditambah lagi ada “smart –nya” materi kuliah banget ni.

Rangakaian acara nya lumayan menarik buat kaum muda - mudi, banyak banget sesi putra-putri khatulistiwa yang berkarya dalam IT, sukses dalam bisnis online, ada juga yang berhasil buat aplikasi maupun website jadi pembicara. Menurut saya rangkaian acaranya bener – bener menuju untuk menegmbangkan sumber daya manusia yang smart, dan smart yang didefinisikan lebih pada smart yang bisa sesuai kemajuan teknologi. Buat kota – kota besar di Indonesia yang sudah lebih maju penerapan aplikasi dalam berbagai aspek kehidupan terbilang sudah biasa, namun bagi Kota Pontianak menurut saya masih terbilang suatu yang waaahhhh. Disini lah yang dimaksud dengan need smart people.

Saya sangat tertarik mengenai “smart people”, Alhamdulillah kuliah mengenai smart city udah lulus pada tahun kedua saya di planology J jadi yaa lumayan deh sedikit nyangkut. Smart city itu sebenernya punya beberapa aspek yang perlu dipenuhi ya menurut teori mengenai kota pintar ini. Beberapa aspek yang menjadi indiaktor Kota Pintar itu adalah adanya smart goverment, smart environtment, smart economy, smart people dsb yang secara keseluruhan berkaitan dengan “kepintaran” dalam berbagai aspek kehidupan pekotaan. Buat aspek lainnya dipinggirkan dulu deh, kita bakal tetap menyoroti mengenai smart people.

Saya akan sedikit mengcompare penerapan konsep kota cerdas yang sudah berhasil di dunia, yaitu Kota Tokyo.  Hal yang paling fundamental untuk mengembangkan smart city yang dilakukan oleh Kota Tokyo adalahmenguah mindset atau paradigma berpikir masyarakatnya. Jika paradigmanya berubah, untuk mengimplementasikan konsep smart city menjadi sangat mudah. Tokyo mulai benar-benar merintis memajukan dirinya menjadi kota dengan pengelolaan efektif fan efisien pada tahun 1980. Mulai dari membangun mental masyarakatnya, cara berpikir dan juga bagaimana menghasilkan sebuah konsep perkotaan lengkap dengan eksekusinya. Setelah pengembangan mindset, barulah pemerintah Kota Tokyo mulai merencanakan pembangunan mendasar yakini infrastruktur, transportasi publik, kesehatan masyarakat, pendidikan, pembenahan zonasi kawasan, dan juga kualitas hidup yang lebih baik dengan mengejar pertumbuhan ekonomi positif.

Nah dengan melihat Tokyo yang sudah sukses lebih dulu menerapkan smart city, langkah awal yang dilakukan dengan pembenahan mindset masyarakat maka sudah tepatlah tema besar acara PDW 2016, “Smart City, Need Smart People”. Masyarakat adalah pemeran utama dalam perencanaan kota, sebagai penikmat hasil rencana yang juga dapat memberikan sumbangsih ide perencanaan melalui musrembang, dsb. Sebaik apapun perncanaan dan perancangan suatu kota, jika masyarakatnya tidak mengerti, tidak mendukung dan turut menjaga makam perencanaan dan perancangan kota tidak akan dapat diimplentasikan sesuai harapan.


Semoga dengan adanya event ini menjadi semangat anak muda Pontianak untuk menjadikan Kota Khatulistiwa ini lebih baik dan Insyaa Allah terwujud sebagai Smart City, karena yang semestinya bercita-cita mengenai kota tidaklah hanya planolog maupun pemegang kekuasaan, tetapi seluruh masyarakat berhak bercita-cita (sudah bukan lagi jamannya perencanaanan top-down, sekarang yang udah jaman yaaa bottom up guys J). 

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Perencanaan dan Perancangan

Mungkin kebanyakan orang akan bingung dalam menggunakan istilah perencanaan dan perancangan atau bahkan kalian termasuk orang yang kerap kali menggunakan kedua istilah ini tanpa mengetahui maknanya....eitsss jangan beranggapan kedua kata ini memiliki makna yang sama ya, beda guys. - Perencanaan dalam bahasa asing disebut juga sebagai “planning”, dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William A.Shrode, 1974).  Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat di masa depan melalui pilihan-pilihan yang sistematik (Paul Davidov, 1982). - Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata lain adalah pemograman, penyusuna

Profesi & Etika Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota

Profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan, dalam hal ini adalah profesi yang berkaitan dengan Perencaan Wilayah dan Kota. Profesi yang berkaitan dengan Perencanaan Wilayah dan Kota adalah Perencana.  Setiap profesi pasti memiliki kode etik, begitupula halnya dengan perencana. Kode etik adalah sebagai pandangan manusia dalam perilaku menurut ukuran nilai yang baik (Drs. O. P. Simonangkir).               Materi mengenai profesi dan etika perencanaan ini sangat penting untuk diketahui bagi calon perencana maupun perencana, agar dalam menjalani profesinya dapat sesuai dengan kode etik yang ada. Khususnya bagi calon perencana perlu mengetahui profesi yang akan dijalaninya agar dapat menentukan tujuan setelah lulus.             Seorang perencana harus memiliki pengetahuan yang luas, dimana pengetahuan tersebut dapat memberikan efek positif bagi masyarakat, suatu tempat dan lingkungan. Pekerjaan sebagai perencana sangat luas cakupannya, dan

STUDI KASUS METODE ANALISIS DISKRIMINAN 2 GRUP

TUGAS MATA KULIAH METODE ANALISIS PERENCANAAN  STUDI KASUS METODE ANALISIS DISKRIMINAN 2 GRUP OLEH : SYARIFAH ATHIYATUL KHAIRAH  (D1091141007) FILASIAS TIAR MARTIN  (D1091141012) FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, maka tuntunan perkembangan ilmu pengetahuan juga akan semakin meningkat. Tuntutan tersebut juga membuat meningkatnya kebutuhan akan sumber daya manusia yang bermutu. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu, tentu perlu adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkualitas dan mendukung untuk mengembangkan kemampuan dari setiap individu serta perlunya peningkatan dalam bidang-bidang tertentu seperti bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Seiring berkembang ilmu peng e tahuan yang dibutuhkan manusia, ditemukan pula berbagai metode untuk menganalisa faktor pendukung